Kamis, 23 September 2010

PEJUANG VS PEKERJA (10/2004)

W11FM bukanlah nama dan gelombang sebuah radio. Akan tetapi, merupakan singkatan dari What is it for me? Adalah sebuah kalimat yang lazim dilontarkan— meskipun mungkin hanya dalam hati—bagi orang-orang bermental pekerja. Boleh jadi mereka juga profesional karena salah satu makna sempit dari kata profesional adalah bayaran. Ciri dari kaum ini adalah ingin tahu lebih dahulu ada apa buat mereka daripada mereka ingin tahu lebih dahulu bagaimana mereka bisa bekerja dengan baik.
Beruntung kalau mental para pekerja ini benar-benar profesional sejati. Artinya, mereka bisa berkomitmen untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan bayarannya. Namun, apa yang terjadi kalau mereka memakai mmus 8 + 0 =16? Artinya, masuk jam 8.00 pagi; ditambah hasil 0; dan pulang dengan tenang pukul 16.00 sore. Ya, mustahil sekali 8 + 0 = 16, kecuali buat orang-orang yang bekerja tanpa logika. Namun, logika berpikir yang naif ini tidak jarang menjangkiti para kaum pekerja yang kadang juga mengaku profesional.
Mereka bekerja menghabiskan uang perusahaan, lalu seolah-olah sudah berbuat banyak. Pada ujungnya mereka berbuat zalim, baik untuk dirinya sendiri maupun perusahaan, bahkan juga teman sekerjanya.
Semestilah wahai sahabat pembaca T-MQ sekalian kita mewaspadai mental pekerja yang haus akan bayaran dengan mengabaikan output yang akan dihasilkan. Sering kita terjebak untuk berhitung dengan apa yang baru kita rencanakan untuk diberikan. Beruntunglah orang-orang yang memiliki bargaining position (posisi tawar) tinggi dan ia memanfaatkannya bukan untuk berhitung, tetapi lebih pada sikap yang rendah hati untuk memberi. Sikap kerendah-hatian seorang professional sejati akan terlihat dari dikedepankannya komitmen daripada pertanyaan berapa yang dia peroleh. Alhasil, seorang profesional sejati sebenarnya juga mirip dengan para pejuang.
Pejuang adalah orang yang melakukan sesuatu tanpa pamrih. Semangat yang dikedepankan adalah semangat mencari solusi, semangat bekerja keras, dan semangat sukses bersama. Pejuang juga orang yang mengejar sukses tanpa mengharapkan ditabuhnya genderang kemenangan hingga dia dielu-elukan sebagai yang paling berjasa dan paling berhasil. Jika sebuah perusahaan memiliki para karyawan dengan tipe pejuang seperti ini, niscaya perusahaan itu akan sangat terbantu. Mengapa? Karena etos kerja para karyawan pejuang ini tidak usah diragukan lagi. Bagi perusahaan-perusahaan yang baru berdiri ataupun yang sedang melakukan recovery untuk bangkit, tipe karyawan pejuang inilah yang paling dibutuhkan.
Soal pejuang vs pekerja ini memang sempat didengungkan oleh Aa Gym di lingkungan karyawan di Yayasan DT, Kopontren DT, dan MQ Corporation. Diharapkan para santri karya yang kini berkhidmat mencari nafkah di DT dan MQ memiliki etos kerja sebagai pejuang, bukannya pekerja. Memaknai pejuang dengan meminta pengorbanan serta keikhlasan bukan berarti meng-abaikan hak-hak seorang karyawan sebagai pekerja. Yang lebih difokuskan adalah persoalan etos kerja dengan perasaan tabu untuk mengedepankan kode W11FM plus perasaan malu untuk memakai rumus 8 + 0 = 16. Aa Gym telah mengingatkan kita untuk lebih memaknai kerja bukan dari bayarannya, melainkan dari apa yang bisa kita beri, keikhlasan, serta kebermanfaatannya untuk sebanyak-banyak manusia. Bukankah manusia yang paling beruntung adalah manusia yang paling bermanfaat bagi sesamanya? Semoga Allah mengaruniakan keikhlasan di hati kita untuk menjadi pejuang dan profesional sejati.

0 komentar:

Halaman